Rabu, 28 November 2012

Tips Perawatan Bayi Prematur


bayi prematur
Setiap ibu yang sedang mengandung bayinya pasti menginginkan anak lahir selamat dan dengan proses yang normal. Para ibu selalu berharap anaknya lahir saat usia kandungannya cukup yaitu 9 bulan 10 hari dan tidak dengan operasi caesar. Namun ada banyak hal yang bisa menyebabkan bayi lahir sebelum usianya cukup bulan atau yang disebut dengan bayi prematur. Beberapa penyebab bayi lahir prematur adalah ibu mengalami pendarahan atau pecahnya air ketuban akibat terjatuh, kelelahan, atau ibu menderita tekanan darah tinggi. Disebut dengan bayi prematur (belum matang) karena memang bayi yang lahir di bawah usia 37 minggu organ-organnya belum bisa berfungsi sempurna baik organ dalam maupun organ luar.
Bayi prematur memiliki resiko menderita beberapa kelainan yang bisa saja akan dialaminya, di antaranya adalah gagal jantung, gagal bernafas, kelainan otak, kebutaan, hipotermia, hipoglikemi, infeksi, bahkan kematian. Resiko ini semakin besar jika bayi lahir lebih awal. Menurut seorang spesialis anak, jika bayi lahir ketika usianya 35-36 minggu maka biaanya organ-organnya dapat berfungsi sempurna seperti bayi yang lahir cukup bulan. Sedangkan jika usianya kurang dari 28 bulan maka organ-organnya belum matang sehingga belum siap untuk bekerja. Namun tidak sedikit bayi prematur yang lahir dengan sehat dan perkembangan bayi baik.
Karena bayi prematur berbeda dengan bayi cukup bulan dalam hal kematangan organnya, maka diperlukan perawatan bayi prematur yang berbeda pula. Beberapa perawatan bayi prematur tersebut adalah:
1. Sebelum bayi dibawa pulang ke rumah, orang tua harus sudah diberi pengetahuan bagaimana cara merawat bayi prematur. Misalnya kemampuan melakukan resustasi jantung, menyediakan oksigen jika sewaktu-waktu dibutuhkan. Selain itu orang tua juga harus siap atas segala kemungkinan yang akan terjadi dan tahu apa yang harus dilakukan tanpa panik, seperti jika bayi tiba-tiba berhenti bernafas.
2. Bayi prematur harus mendapat asupan gizi yang cukup dan sebisa mungkin bayi mendapat ASI dari ibunya. Bantulah bayi untuk menyusu karena biasanya bayi mengalami kesulitan saat pertama kali menyusu apalagi bayi prematur yang mana fungsi otak dan motoriknya belum bisa berfungsi sempurna. Pompa air susu ibu jika produksi ASI melimpah supaya bisa diminumkan pada bayi saat dibutuhkan, tetapi tetap lebih baik jika bayi prematur minum ASI langsung dari sumbernya. Bayi prematur biasanya baru boleh dibawa pulang ke rumah jika berat badannya minimal 1,8 kg-2,0 kg.
3. Bayi yang lahir prematur lebih sering tidur tetapi lama tidurnya lebih singkat daripada bayi lahir cukup bulan. Oleh karena itu jagalah supaya tidur bayi benar-benar efektif yakni tidak terganggu oleh kebisingan atau sentuhan-sentuhan yang tidak perlu. Karena pada saat tidur juga merupakan saat di mana perkembangan bayi berlangsung.
4. Supaya perkembangan bayi berjalan baik, maka bayi perlu diberi asupan vitamin D, E, dan K terutama jika berat badannya rendah. Berkonsultasi dengan dokter adalah solusi yang tepat. Bayi prematur harus rutin diperiksakan perkembangannya sampai tercapai berat badan normal.
5. Jaga kebersihan badan, pakaian, makanan, serta lingkungan sekitar bayi. Karena bayi yang lahir prematur lebih rentan terhadap kuman dan infeksi. Jika ada anggota keluarga yang sedang sakit misalnya flu, usahakan untuk tidak terjadi kontak langsung dengan bayi terlalu lama. Namun jangan pula berlebihan dengan membiasakan bayi terlalu steril. Karena terlalu steril dalam memperlakukan bayi bisa membuat daya tahan tubuh bayi lebih lemah daripada bayi yang diperlakukan wajar (tetap bersih dan sehat).
Itulah beberapa tips perawatan bayi prematur, jika Anda sekarang atau kelak memiliki bayi prematur semoga tips ini bisa bermanfaat untuk And

Cara Tepat Merawat Bayi Lahir Prematur

1 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan di mulai, peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi dalam persalinan (Prawirohardjo, 2009).
Komplikasi dalam persalinan ditandai dengan adanya kelambatan atau tidak adanya kemajuan proses persalinan dalam ukuran satuan waktu tertentu. hal ini disebabkan karena adanya kelainan dari tenaga persalinan yaitu kekuatan his yang tidak memadai, adanya kelainan presentasi – posisi, gangguan pada rongga panggul atau kelainan jaringan lunak dari saluran reproduksi yang menghalangi densus janin (Nugroho, 2012). Kelainan – kelainan yang diperlihatkan sering kali menimbulkan gangguan pada persalinan atau menimbulkan adanya penyulit didalam persalinan (Cunningham Dkk, 2005).
Penyebab penyulit dalam persalinan yang mungkin terjadi pada kala I diantaranya yaitu adanya riwayat bedah caessarea, partus preterm, gawat janin, KPD, preeklamsia berat, makrosomi, persalinan fase aktif dengan
1
1 2
palpasi kepala janin masih 5/5, sedangkan untuk penyebab kala II diantaranya adalah presentasi bukan belakang kepala, presentasi ganda, tali pusat menumbung, syok, fase laten berkepanjangan, dan partus lama, untuk kala III sendiri yaitu adanya retensio plasenta, sisa plasenta, antonia uteri, kelainan darah serta luka laserasi, dan kala IV yang biasanya terjadi adalah adanya perdarahan postpartum, yang terbagi menjadi dua yaitu perdarahan sekunder dan perdarahan primer (Prawirohardjo, 2008).
Menurut Data Survey Demografi Indonesia (SDKI) tahun 2007, AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Develoment Goals/MDG’s 2015) pada tahun 2015, diharapkan angka kematian ibu menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI, 2007).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2010 sampai tahun 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2010 Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah adalah 104,97 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2011 AKI 116,01 per 100.000 kelahiran hidup, dan pada tahun 2012 AKI 116,34 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Penyebab Angka Kematian Ibu pada tahun 2012 di Provinsi Jawa Tengah adalah perdarahan 16,44%, hipertensi/preeklamsi 35,26%, infeksi 4,74%, abortus 0,30%, partus lama 0,30%, serotinus 17,01%, KPD 19,00% dan lain-lain 6,95%, Kejadian kematian ibu terbesar paling banyak terjadi pada masa nifas 11 kasus, 3
kehamilan 10 kasus dan kemudian pada persalinan 6 kasus dimana kasus persalinan diantaranya adalah persalinan dengan gangguan atau penyulit dalam persalinan (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2012).
Penyulit persalinan salah satunya adalah partus lama atau partus tak maju yang dapat menimbulkan terjadinya ruptura uteri imminens dan bisa mengakibatkan terjadinya perdarahan dan infeksi, sedangkan penyebab terjadinya partus lama atau partus tak maju sendiri karena adanya kelainan letak pada janin, kelainan panggul ibu, kelainan kekuatan HIS atau kontraksi dan mengejan terjadi ketidakseimbangan atau sefalopelvik serta persalinan yang salah (Manuaba, 2010).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Kota Semarang pada tahun 2012 terdapat sejumlah 22 kasus (80,06/100.000 KH ), tahun 2011 sebanyak 31 kasus (119,9/100.000 KH) dan tahun 2010 sebanyak 19 kasus (73,8/100.000 KH). Angka kematian pada tahun 2011 meningkat tajam 40% lebih tinggi dari tahun 2010 dan melebihi target MDGs 2015 (102/100.000 KH). Sedangkan tahun 2012 menurun menjadi lebih rendah 80,06/100.000 KH. Penyebab angka kematian ibu dikarenakan perdarahan (23%), penyakit jantung sebesar (23%), lain – lain (penyulit persalinan) sebesar (9%), dan karena infeksi ( 4%) (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2012).
Kegagalan Kemajuan (failure to progress) baik pada persalinan spontan maupun persalinan diinduksi telah menjadi istilah yang semakin populer untuk menggambarkan persalinan yang tidak efektif. Istilah lain juga 4
digunakan untuk tidak adanya kemajuan pembukaan serviks atau penurunan janin (Cunningham Dkk,2005). Istilah ini memang menjadi termenologi terpopuler untuk menyatakan adanya persalinan yang tidak berlangsung secara efektif pada persalinan spontan atau dengan induksi.Termenologi ini biasa digunakan pada situasi dimana kemajuan dilatasi serviks dan atau densus janin tidak terjadi atau terjadi secara tidak normal (Sujiatini, Dkk 2009).
Suhiroh (2006) dalam penelitiannya menyatakan bahwa partus tak maju merupakan indikasi kegawat daruratan persalinan kala I yang harus dilakukan sectio caessarea baik pada ibu maupun janin dan juga tiap kehamilan dan persalinan berikutnya memerlukan pengawasan yang cermat. Oleh karena itu bidan sebagai salah satu tenaga kesehatan harus memberikan pelayanan secara promotif (memberikan pendidikan tentang ibu hamil dan bersalin), preventif (melakukan pemeriksaan antenatal care secara teratur dan teliti), kuratif (memberikan perawatan pasca operasi atau pasca sectio caessarea)http://digilib.unimus.ac.id/files/disk/13/jtpunimus-gdl-sl-2008-suhirohgg0-643-1-bab1.pdf.
Dampak yang mungkin terjadi akibat dari partus lama atau partus tak maju adalah adanya infeksi yang serius bagi ibu dan janin, terutama bila keadaan ketuban sudah pecah, hal ini bisa terjadi dikarenakan adanya bakteri yang naik menuju cairan amnion dan menginvasi desidua serta pembuluh korion, yang dapat menimbulkan bakteremia dan sepsis bagi ibu dan janin. 5
Adanya penipisan yang abnormal pada segmen bawah uterus dapat menimbulkan bahaya yang serius, terutama pada wanita dengan paritas tinggi dan pada wanita dengan riwayat caessarea. Jika disproporsi antara kepala janin dan panggul tidak terjadi pemasukan dan penurunan bagian terendah janin, maka segmen bawah uterus dapat terjadi peregangan, dan pada ibu dapat terjadi rupture uterus selain rupture uterus dapat menimbulkan juga adanya kelainan yang disebut dengan cincin retraksi patologi dimana terlihat suatu tali melintang atau oblig yang melintasi uterus di antara simfisis pubis dan umbilicus (Leveno Dkk, 2009).
Berdasarkan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, dengan indikasi partus tak maju pada tahun 2011 ada sebanyak 125 kasus dengan pengakhiran persalinan sectio caessarea. Jumlah ini mengalami penurunan yang sangat pesat pada tahun 2012 indikasi partus tak maju berjumlah 36 kasus, dengan pengakhiran persalinan sectio caessarea, dan 1 pasien menginggal dunia akibat terjadinya partus tak maju, sedangkan pada tahun 2013 dari bulan Januari sampai dengan 1 Mei indikasi partus tak maju ada 8 kasus dan pengakhiran persalinan dengan cara sectio caessarea (Rekam Medik Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang, 2013).
Dari hasil yang telah dijelaskan di latar belakang maka peneliti ingin melakukan penelitian mengenai “Asuhan Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju di Ruang Srikandi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang “ 6

B. Rumusan Masalah

Peneliti ingin mengetahui “Bagaimana Penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dengan Partus Tak Maju di Ruang Srikandi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang ?”

C. Tujuan

1. Tujuan umum

Diharapkan peneliti dapat melakukan Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

2. Tujuan khusus

a. Peneliti mampu melakukan pengkajian data pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

b. Peneliti mampu membuat intrepetasi data dari data yang telah didapatkan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

c. Peneliti mampu melakukan identifikasi masalah dan diagnosa potensial pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

d. Peneliti mampu melakukan antisipasi dan tindakan segera yang akan dilakukan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

e. Peneliti mampu melakukan perencanaan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

f. Peneliti mampu melakukan implementasi asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju
7

g. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju

D. Ruang lingkup

1. Sasaran

Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak maju di Ruang Srikandi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

2. Tempat

Di Ruang Srikandi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang

3. Waktu

Maret sampai September 2013

E. Manfaat

1. Peneliti

Untuk memberikan pengalaman dan menambah ilmu pengetahuan serta wawasan dan sebagai perbandingan teori dan praktek dalam melakukan asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin Patologi dengan Partus Tak Maju.

2. Bagi Institusi

Dengan adanya asuhan kebidanan persalinan patologi ini, diharapkan dapat memberikan masukan dalam sistem pendidikan, terutama untuk materi perkuliahan dan memberikan gambaran serta informasi bagi mahasiswa selanjutnya. 8

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Asuhan kebidanan persalinan patologi ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi tenaga kesehatan agar bisa menjadi lebih baik dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di masyarakat.

F. Metode Memperoleh Data

(Mufdilah Dkk, 2012) Penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode:

1. Observasi

Pengumpulan data menggunakan panca indera : penglihatan (perilaku, tanda fisik, kecacatan, ekspresi wajah), perabaan (suhu badan, nadi, tekanan darah).

2. Wawancara

Wawancara adalah pembicaraan terarah yang umumnya dilakukan pada pertemuan tatap muka secara langsung.

3. Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki ( head to toe) meliputi :

a. Inspeksi

Inspeksi adalah observasi yang sistematik tidak hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indra pendengaran.

b. Palpasi

Palpasi adalah menyentuh dan menekan permukaan luar tubuh dengan jari. 9

c. Perkusi

Perkusi adalah melakukan ketukan langsung dan tidak langsung pada permukaan tubuh untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada di bawahnya.

d. Auskultasi

Auskultasi adalah mendengar bunyi dalam tubuh dengan menggunakan stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang didengar.

4. Dokumentasi

Mempelajari, menganalisa serta menafsirkan data tentang Asuhan Persalinan Patologi dengan Partus Tak Maju

5. Studi Pustaka

Mempelajari Literatur, mengambil data dari referensi yang resmi baik dari buku ataupun dari internet yang berkaitan dengan Partus Tak Maju.

Sabtu, 24 November 2012

INDIKASI PERSALINAN CESAR




A. Mengenali Power, Passage dan Passanger

Apakah alasan medis -nonmedis yang dibenarkan untuk operasi cesar?

Setiap tindakan medis harus dilakukan melalui diagnosa medis pula.Apalagi tindakan yang beresiko.mula-mula alasan cesar hanya karena ada kelainan passage,sehingga kelahiran tidak bisa melalui jalan yang benar,vagina.Namun dalam perkembangannya, power dan passenger bisa juga menjadi alasan.Apalagi dengan semakin majunya teknologi cesar,maka tindakan ini jauh lebih baik dalam menyelamatkan situasi persalinan daripada teknik penyelamatan yang lain.

Kelainan power yang memungkinkan dilakukannya cesar,misalnya daya mengejan lemah,ibu berpenyakit jantung atau penyakit menahun lain yang mempengaruhi tenaga. Ibu hamil yang usia lebih dari 35 tahun juga dapat menjadi alasan tindakan ini. Soal kelainan passenger diantaranya bayi terlalu besar,bayi melintang,bayi sungsang, bayi tertekan terlalu lama pada pintu atas panggul,dan janinmenderita denyut jantung lemah (Faizah Fauzan, 2003). Perkembangan kesehatan manusia modern secara memang mengkhawatirkan, karena berbagai bahan kimia dan polusi kota yang menyebabkan angka harapan hidup menurun. Sementara itu kelainan passage yang membuat Cesar bisa dilakukan di antaranya sempitnya panggul, tapi juga lantaran diduga akan terjadi trauma persalinan serius pada jalan lahir. Atau adanya infeksi di jalan lahir yang diduga bisa menular ke anak, misalnya kondiloma sifilitik yang lebar dan pipih, penyakit infeksi, herpes kelamin, hepatitis B, dan hepatitis C.

Dari data dan fakta yang terjadi, tidak semua ibu dapat melahirkan dengan cara normal. Berbagai alasan medis memaksa ibu melahirkan dengan cara alternatif. Seharusnya, cara alternatif ini dilakukan jika ibu dan janinnya dalam keadaan darurat dan hanya dapat diselamatkan melalui operasi. Walaupun demikian, kini banyak ibu hamil yang sengaja meminta persalinan dengan jalan operasi tanpa alasan medis yang jelas. Hal ini tentu tidak bijaksana mengingat Cesar bukan tanpa resiko. hubungan penderita dan dokternya. Misalnya ada dugaan bakal terjadi trauma kelahiran lebih serius pada ibu atau anak setelah proses persalinan normal. Dalam hal ini, tindakan Cesar merupakan keputusan yang sangat bijak dan tepat

B. Mengapa Ibu Hamil Menginginkan Cesar

Mengapa banyak ibu hamil menginginkan Cesar?

Para ibu hamil pada masa kini semakin pintar. Banyaknya informasi dan publikasi ilmiah tentang kesehatan membantu mereka mendapatkan kebutuhan medis yang diperlukan khususnya soal kehamilan dan persalinan.

Sebuah survei yang dilakukan terhadap ibu hamil yang akan melahirkan, ditemukan bahwa 93,4 % ibu hamil menginginkan melahirkan secara normal. Survei yang dilakukan Creedy di Australia, hanya 6,34 % ibu hamil yang menginginkan melahirkan secara Cesar. Keinginan sering berbeda dengan kenyataan. Meskipun sebagian besar perempuan menginginkan persalinan normal, namun data di lapangan menunjukkan bahwa persentase Cesar di Australia tetap tinggi, di atas 27,6 %.   

Ada sebuah penelitian lain yang menarik berkaitan dengan proses melahirkan Cesar. Riset ini dilakukan oleh seorang dokter kandungan bernama Jose Villar di Amerika Selatan dan Meksiko. Ia melibatkan 120 rumah sakit dari 24 wilayah dengan jumlah kelahiran 97.000 bayi. Ternyata sepertiga dari para responden memilih melahirkan dengan cara Cesar padahal berdasarkan riset itu ditemukan angka kematian bayi maupun ibu cukup tinggi. Salah satu alasan yang dikemukakan dan ini amat mencengangkan tindakan Cesar dipilih untuk sekadar meniru perilaku para selebriti. Banyak penelitian juga mengungkap bahwa permintaan Cesar di sejumlah negara berkembang melonjak pesat.

Cesar ini dianggap sebagai bedah abdomen mayor dan memerlukan anestesi, baik total yang disebut general anestatic maupun lokal yang dinamakan local anestatic. Untuk pembedahan setengah sadar atau lokal, obat epidural akan dimasukkan di bagian bawah badan untuk membuat bagian tersebut mati rasa. Ibu masih sadar sepanjang proses pembedahan Cesar dan mampu memangku bayi apabila bayi dikeluarkan. Dokter akan memasang suatu tirai di atas dada ibu. Tujuannya adalah untuk menghalangi agar ibu tidak dapat melihat pembedahan yang sedang berlangsung. Harapannya adalah ibu akan tetap dalam kondisi tidak tegang sehingga operasi dapat berjalan dengan lancar.

Belahan pada umumnya dibuat secara mendatar dan ahli bedah akan mengalirkan cairan amnion keluar. Bayi akan dikeluarkan. Ibu boleh memangkunya sebentar ketika ari atau plasenta dikeluarkan. Pembedahan pada umumnya memakan waktu selama 5 menit. Kemudian 20 menit berikutnya diperlukan untuk menjahit bekas pembedahan. Singkat
dan praktis bukan?

Bayi akan aman dari pengaruh anestesi. Akan tetapi pada anestasi umum, boleh jadi bayi kelihatan lemah sampai sekitar 12 jam setelah dilahirkan. Pada saat ini teknik anestesi lokal sangat efektif hanya bekerja ada ibu tetapi tidak sampai ke bayi, apalagi pada saat cairan anestesi dimasukkan, bayi masih terbungkus rapat oleh cairan amnion di dalam rahim.
Pada saat efek anestesi habis, perih di sekitar sayatan akan terasa.Namun dokter akan membuatkan resep obat penawar rasa sakit yang tepat. Para ibu disarankan untuk latihan berjalan dua hari selepas pembedahan. Pada hari I ibu boleh mandi dengan mengguyur seluruh tubuh, karena biasanya dokter saat ini memberikan perban yang anti air Keuntungan perban anti air ini memudahkan dan mempercepat para ibu untuk membersihkan diri dengan sepuasnya, tanpa membasahi dinding perut.


C. Kelainan Bentuk Panggul

Apa yang dimaksud dengan kelainan bentuk panggul?
Apakah persalinannya harus melalui jalan cesar?

Kelainan bentuk panggul seringkali menyebabkan proses persalinan normal tidak bisa dilakukan. Idealnya, rongga .anggul berbentuk ginekoid. Pada pemeriksaan Fase I, dokter bisa mengetahui adanya panggul sempit. Ketikat itu, kepala bayi sudah masuk ke panggul atau bayi sudah turun. Apabila belum, harus dicurigai kemungkinan penyebabnya. apabila bayinya relatif kecil atau kurang dan 2,5 kg, bisa langsung diduga sebagai panggul sempit.

Indikasi lain, normalnya tulang sakral tidak teraba saat periksa dalam. Maksudnya, apabila tulang sakral sampai teraba,biasa dipastikan panggul si ibu sempit.Apabia sudah dipastikan panggul sempit, tiada jalan lain kecuali Cesar Dengan catatan, kehamilannya sudah cukup bulan. Apabila prematur tetapi bobotnya 1,75 kg, bisa saja lahir tanpa
harus Cesar Ini memudahkan calon ibu untuk melahirkan. Masalahnya, ada banyak ibu yang proses persalinannya terhambat dan berlangsung lama gara-gara kelainan bentuk panggulnya. Kelainan apa saja?

Ada beberapa kelainan bentuk panggul. Di antaranya :


•     
Bentuk anthropoid, yakni pintu atas panggul lonjong. Bentuk platipelloid, yakni pintu atas panggul lonjong. dan menyempit di bagian belakang.

Bentuk android, yakni pintu atas panggul hampir berbentuk segitiga.
Dalam kasus bentuk panggul Anda tidak tergolong ideal, persalinan secara normal bisa dilakukan apabila janin tidak terlalu besar sesuai dengan kapasitas rongga panggul Anda. Kelainan pada rongga panggul bisa menyebabkan hambatan dalam proses persalinan, apalagi bila tidak segera ditangani. Dan, inilah bahaya yang bisa terjadi pada Anda:

Rahim robek. Apabila kontraksi berjalan normal, masuknya kepala janin ke jalan lahir bisa saja terhambat. Akibatnya, tekanan kepala yang seharusnya mengarah ke arah jalan lahir dapat berubah arah. Ke bagian depan rahim atau ke kandung kemih, samping atau belakang. Pada saat persalinan, dinding rahim bagian bawah arah jalan lahir, amat tipis dan terbatas daya regangnya. Apabila kondisi ini tidak segera ditangani, rahim bisa robek.

Pecah ketuban. Kantung ketuban penting bagi janin, yaitu sebagai pelindung. Tidak dapat masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul bisa jadi akibat tidak pasnya ukuran janin dengan kapasitas panggul. Apabila janin Anda terlalu besar, kantung ketuban mungkin saja pecah sebelum persalinan atau pada awal proses persalinan. Hal ini mengundang masuknya kuman, karena jalan lahir sudah mulai membuka. Kuman bisa masuk ke dalam sistem peredaran darah janin, ke tubuh Anda. Di samping terinfeksi, jiwa janin juga terancam.


Janin juga beresiko. Inilah beberapa dampak kelainan bentuk panggul terhadap lahirnya janin :


Kekurangan oksigen
Pecahnya ketuban sebelum Persalinan atan sebelum kepala janin masuk ke jalan lahi, Hal ini bisa menyebabkan infeksi dan juga membuat tali pusat terjepit .Apalagi bila posisi tali pusat terletak di antara dinding rahim dan kepala, bahu, atau lutut janin.
Terjepitnya tali pnsat dapat mengakibatkan aliran makanan dan oksigen ke janin terganggu. Kondisi ini rawan terjadi kecelakaan.
•      
Tekanan pada kepala bayi. Rongga panggul yang terlalu sempit untuk dilalui kepala janin memungkinkan terjadinya tekanan antara kepala janin dengan tulang panggul ibu. Akibatnya, kepala janin bisa tertekan Padahal sedikit saja tekanan pada kepala janin akan membuat aliran oksigen ke otak terganggu. Apabila ini berlangsung lama, sangat berbahaya bagi janin Anda Wanita dengan tubuh lebih pendek cenderung memiliki rongga panggul yang kecil pula. Meskipun begitu tidak tertutup kemungkinan wanita dengan tinggi badan normal juga memiliki rongga panggul yang kecil.

Benarkah kelainan panggul tidak bisa dideteksi sebelumnya?

Jawabannya adalah tidak benar. Kondisi panggul yang tidak normal sndah dapat diketahui melalui pemerriksaan rutin yang dilakukan penolong persalinan, entah dokter maupun bidan, selama kehamilan atau persalinan. Akan tetapi ketidakseimbangan antara ukuran janin dengan panggul yang normal mungkin saja baru diketahui pada saat proses persalinan. Mengapa? Besar kepala janin dan kelenturan tulang-tulang kepala janin sangat bervariasi. Walau berat lahir bayi Anda sama dengan bayi lain, ukuran kepalanya belum tentu sama. Juga, meskipun bentuk dan ukuran panggul Anda normal, kapasitasnya bisa berbeda-beda. Hal ini tergantung pada tulang-tulang dan jaringan pada daerah panggul.

Lalu bagaimana jalan keluarnya?

Dalam proses persalinan dikenal istilah persalinan percobaan. Hanya saja, ini khusus dilakukan pada anak pertama. Dari sini, dokter dapat memantau berhasil tidaknya kepala janin melewati panggul dengan menggunakan skala tertentu. Di samping itu, dokter akan memutuskan apakah persalinan normal bisa diteruskan atau tidak, tanpa membahayakan
Anda dan janin.

Bila rongga panggul ternyata tidak bisa dilewati janin, diperlukan tindakan untuk mengeluarkan janin dengan segera. Sayangnya, bantuan berupa alat bantu seperti vakum serta induksi tidak bisa banyak membantu. Dengan demikian, satu-satunya tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah operasi Cesar.


D. Kapan Wajib Cesar

Kapan persalinan Cesar benar-benar wajib dilakukan?

Ada berbagai sebab mengapa seorang ibu wajib melahirkan dengan cara Cesar. Pertama, jika janin terlalu besar sementara panggul sempit sehingga diperkirakan tidak dapat melewati rongga pinggul ibu pada saat dilahirkan. Kedua,jika letak bayi melintang atau sungsang sampai mendekati waktu persalinan. Biasanya, dokter menganjurkan segera
dilakukan operasi sebelum timbul tanda-tanda persalinan.

Ketiga, Cesar juga diwajibkan jika ibu mengalami gangguan berat selama kehamilan, ibu menderita suatu penyakit tentu atau proses persalinan berlangsung terlalu lama. Keempat, jika plasenta terpisah secara dini atau menutupi jalan lahir, Cesar merupakan cara paling aman untuk melindingi ibu maupun bayi. Kadang-kadang, dokter juga akan menganjurkan ibu melahirkan dengan cara Cesar jika sebelumnya ibu melahirkan dengan cara Cesar. Tapi, jika kehamilan ibu berjalan tanpa gangguan, hasil pemeriksaan kehamilan cukup baik, dan memungkinkan ibu melahirkan normal, bantuan Cesar tidak
diperlukan. Sekitar 60 - 80 % ibu yang sebelumnya melahirkan Cesar dapat melahirkan secara normal pada persalinan berikutnya.


E. Indikasi Medis

Lalu, apa saja indikasi dilakukannya tindakan operasi Cesar ?

Cesar bisa diminta oleh sang ibu yang akan melahirkan, namun hanya dilakukan bila ada indikasi medisnya berupa:


1.    
Indikasi Janin
Yang masuk kategori ini misalnya gawat janin akibat air ketuban kurang,posisi bayi sungsang pertumbuhan janin kurang baik, dan sebagainya. Indikasi ini pun bisa dijadikan alasan dokter melakukan tindakan Cesar. Berikut beberapa kondisi yang mengharuskan tindakan Cesar.

Placenta previa
•   
Posisi plasenta berada di bawah menutupi jalan lahir. pada umumnya sudah diketahui di awal kehamilan.
Terjadi ketidakseimbangan antara tulang panggul ibu dan ukuran bayi. Contoh kasus, tulang panggul ibu terlalu kecil atau ukuran bayi terlalu besar.
Ibu mengalami preeklamsia, di mana tekanan darah ibu terlalu tinggi. Persalinan secara normal bisa membuat ibu kejang. Cesar menjadi alternatif yang dianjurkan.
Janin pada posisi sungsang atau melintang. Sungsang adalah istilah untuk posisi kepala janin di atas. Sedangkan melintang kepala janin berada pada posisi kiri atau kanan. Persalinan normal menghendaki posisi kepala janin berada di bawah dekat dengan jalan lahir. Pada beberapa kasus dokter berusaha mempertahankan bayi sungsang untuk lahir normal, namum resikonya cukup tinggi.
•     
Terlilit tali pusar sering dijadikan alasan untuk Cesar. Sekitar 7 dari 10 bayi yang dilahirkan mengalami terlilit tali pusar. Ini wajar karena janin di dalam perut bergerak. Sebagian besar bisa dilahirkan dengan normal. Indikasi Cesar berlaku untuk kasus janin yang terlilit dengan kencang yang membuat janin sulit bernafas. Pemeriksaan dapat dilakukan pada usia kandungan di atas 8 bulan. Normalnya denyut jantung janin itu antara 120-140 kali permenit. Kalau turun sampai di bawah 120 denyut per menit, berarti janin mengalami masalah. Apabila denyutnya berkurang sampai di bawah 100 kali permenit, kondisi janin terancam. Karena itu bila sewaktu ibu kontraksi denyut jantung janin turun, maka dokter harus memutuskan apakah persalinan harus dilakukan segera dengan cara Cesar atau bisa menunggunya beberapa saat.
Postmature atau kehamilan yang lewat masa 42 ming-
gu. Lebih dari 42 minggu fungsi plansenta drop dan rusak,
janin beresiko mati mendadak.
2.
Indikasi Ibu
Apa yang dimaksud dengan indikasi ibu?
Untuk menentukan apakah ibu cukup beresiko melahirkan normal, ada ketentuan skor yang bisa dijadikan pertimbangan  dokter. Beberapa hal dimasukkan dalam perimbangan ini antara lain usia, riwayat penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, atau letak plasenta ibu menutupi jalan lahir janin.Apabila skornya diatas 5,si ibu bisa dikategorikan beresiko tinggi untuk melahirkan normal sehmgga harus dilakukan tindakan Cesar.
3.   
Indikasi Waktu
Apakah itu indikasi waktu?
Selain indikasi ibu dan janin ada indikasi waktu. Misalnya setelah tiga jam dibimbing melahirkan normal ternyata hasilnya nihil, sementara bantuan dengan vakum atau forceps juga tidak memungkinkan ,maka alternatif terakhir adalah cesar.

   
Sedangkan menurut www.indomedia.com,alasan memilih Cesar adalah :



1. 
Faktor Kesehatan Ibu dan Bayi
•   
Varises di wilayah vagina
Air ketuban pecah
Bobot bayi lebih dari empat kilogram
Posisi bayi sungsang
Tingginya tekanan darafe §eg IsH
Kelainan jantung pada sang ibu Kelainan tulang panggul pada sang ibu
2. Faktor Sosial
•      
Pasangan yang lama tak dikaruniai anak, begitu istrinya mau melahirkan, pada umumnya pasangan ini memilih persalinan Cesar

Sang suami cemas karena menganggap istrinya tidak bisa melahirkan normal
Sang suami beranggapan, kalau melahirkan normal, vagina istrinya menjadi longgar   
3. Faktor Keyakinan Dokter
•    
Dokter tidak yakin dengan kondisi ibu dan bayinya untuk melahirkan secara normal.
4. Faktor Persepsi Ibu Hamil
Sang ibu kurang memahami resiko dan manfaat persalinan Cesar.
•    
Sang ibu terlalu beranggapan bahwa persalinan normal bukan selalu yang terbaik

Di manapun, Cesar dilakukan sebagai alternatif terakhir dalam persalinan, bilamana persalinan normal tidak bisa diwujudkan. Namun, pada praktiknya Cesar dibagi dalam dua kategori, primer dan sekunder. Disebut Cesar primer bila sejak awal kehamilan telah dipredikasi ibu tidak bisa melahirkan secara normal. Misalkan disebabkan oleh posisi plasenta previa. Untuk kasus Cesar primer, persalinan dilakukan lebih awal dari taksikan kelahiran normal dengan syarat usia kandungan sudah memenuhi cukup umur. Persalinan Cesar primer tidak menunggu ibu mengalami tanda-tanda mules.
Dan diusahakan dilaksanakan sebelum ketuban pecah agar bayi tidak mengalami infeksi.

Cesar sekunder terjadi bila semula ibu diperkirakan bisa melahirkan secara normal tetapi menjelang persalinan diketahui hal itu sulit diwujudkan karena berbagai sebab. Misalnya posisi bayi melintang, atau ukuran bayi terlalu besar sementara pinggul ibu kecil. Sebagian besar hal yang menyebabkan perlu tindakan Cesar dapat dideteksi dengan rajin mengontrol kehamilan, terntama bila kandungan sudah berusia 8 bulan.Seandainya tidak ditemukan indikasi cesar,persalinan normal tetap menjadi pilihan terbaik. Sekali lagi ,cesar adalah alternatif bila persalinan normal tidak bisa dilakukan.

Kehamilan Trimester 3

Kehamilan Trimester 3

Sabtu, 26 November 2011


A.     Definisi
Kehamilan trimester III adalah kehamilan dengan usia 27-40 minggu, masa ini merupakan suatu yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi orang tua yang menanti kelahiran anak dimana ikatan antara orang tua dan janin yang berkembang pada trimester ini.


B.      Perubahan Anatomi Dan Fisiologi Pada Ibu Hamil Trimester III
1.      Uterus
Pada akhir kehamilan berat uterus menjadi 1000 gram (normal 20 gram) dengan panjang 20 cm dan dinding 2,5 cm, pada kehamilan 28 minggu fundus uterus terletak kira-kira 3 jari di atas pusat atau 1/3 jarak antara pusat ke prosesus xipoedeus. Pada kehamilan 32 minggu fundus uterus terletak 1/2 pusat denga prosesus xipoedeus.  Pada kehamilan 36 minggu fundus uterus berada kira-kira 1 jari di bawah prosesus xipoedeus. Bila pertumbuhan janin normal, maka tinggi fundus uteri 28 minggu adalah 25 cm, pada 32 minggu adalah 27 cm, pada 36 minggu adalah 30 cm.
2.      Vagina dan Vulva
Akibat hormone esterogen mengalami perubahan adanya hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah dan kebiru-biruan (tanda chadwick), cairan vagina mulai meningkat dan lebih kental.
3.      Payudara
Mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepas dari pengaruh horman saat kehamilan, yaitu esterogen, dan progesterone.
4.      Sirkulasi Darah
Setelah kehamilan lebih dari 30 minggu, terdapat kecenderungan peningkatan tekanan  darah. Sama halnya dengan pembuluh darah yang lain, vena tungkai juga mengalami distensi vena tungkai berpengaruh pada kehamilan lanjut karena terjadi obstruksi aliran balik vena, akibat tingginya tekanan darah yang kembali dari uterus, keadaan ini menyebabkan varises pada vena tungkai.
5.      Sistem Respirasi
Elespansi diafragma dibatasi oleh pembesaran uterus, diafragma  naik 4 cm. Kondisi ini menyebabkan ibu bernafas pendek dan saat terjadi pada 60% wanita hamil.
6.      Sistem Pencernaan
Karena pengaruh esterogen, pengeluaran asam lambung meningkat hal ini yang menyebabkan pengeluaran air liur berlebihan (hipersaliva), daerah lambung terasa panas dan mual muntah. Pengaruh esterogen menimbulkan gerakan usus makin berkurang dapat menyebabkan sembelit.
7.      Sitem Perkemihan
Pada akhir kehamilan, muncul keluhan sering berkemih karena kepala janin turun ke pintu atas panggul, desakan ini menyebabkan kandung kemih terus terasa penuh. Akibat terjadinya hemodiaksi menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan urin pun bertambah.


C.      Tanda Bahaya Pada Krhamilan Trimester III
1.      Perdarahan Pervaginam
Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak selalu disertai rasa nyeri, kemungkinan plasenta previa atau solusio plasenta.
2.      Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
KPD adalah apabila terjadi sebelum persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekana intra uterin atau oleh kedua factor tersebut juga karena adanyaa infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serrviks.
3.      Demam Tinggi
Ibu menderita demam yang tinggi dengan suhu > 380C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan adanya infeksi suatu kehamilan.
4.      Nyeri Abdomen Yang Hebat
Menunjukkan masalah yang mengancam jiwa, nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah istirahat, hal ini bisa berarti apendiksitis, kehamilan ektopik, penyakit radang pelvis, persalinan preterm, iritasi uterus, solusio plasenta, dan infksi saluran kemih.
5.      Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepla yang hebat dan penglihatan kabur dapat menyebabkan gejala kehamilan ini disertai pre-eklamsi.
6.      Gerakan Janin Tidak Ada atau Kurang
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai bulan ke-5 atau ke-6, beberapa ibu dapat merasakan gerakan ini lebih awal, bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat.
7.      Anemia
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan keadaan HB dibawah 11 gr/dl pada trimester I dan III. Anemia ini disebabkan oleh defisiensi besi dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berkaitan.


D.     Ketidaknyamanan Pada Kehamilan Trimester III
1.      Sesak Nafas
Penyebab         : Diafragma terdorong
Penanganan    : Posisi bantal bila tidur menggunakan ekstra bantal
2.      Insomnia
Penyebab         : Gerakan janin, kram otot, sering BAK
Penanganan    : Sering berkomunikasi dengan keluarga atau suami
3.      Rasa Khawatir dan Cemas
Penyebab         : Gangguan hormonal, khawatir jika ibu setelah melahirkan
Penanganan    : Masase perut, minum susu hangat, tidur denga ganjal dibagian bahu.
4.      Rasa Tidak Nyaman dan Tekanan pada Perineum
Penyebab         : Pembesaran uterus terutama waktu berdiri dan jalan
Penanganan    : Istirahat, relaksasi, siapkan tubuh, periksa ke petugas kesehatan
5.      Kontraksi Palsu (Braxton hicks)
Penyebab         : Kontraksi uterus mempersiapkan persalianan
Penanganan    : Istirahat dan periksa ke petugas kesehatan
6.      Kram betis
Penyebab         : Karena penenkanan pada syaraf yang terkait dengan uterus yang   membesar dan perubahan kadar kalsium fospor.
Penanganan    : Masase dan kompres hangat pada otot yang kram.
7.        Odema Pada Kaki Sampai Tungkai
Penyebab         : karena berdiri atau berduduk lama, baju ketat dan cuaca panas.
Penanganan    : Asupan cairan dibatasi sehingga berkemih secukupnya saja, dan istirahat dengan posisi kaki lebih tinggi dari kepala.


Referensi :
Bobak.2004.Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi 4.Jakarta:ECG
Pilliteri, Adele.2002.Buku Saku Keperawatan.Jakarta:ECG
Simkin,Penny.2007.Panduan Lengkap Kehamilan Dan Bayi Edisi Revisi.Jakarta:ECG

Kamis, 18 Oktober 2012

Tips Puasa Sehat Bagi Ibu Hamil

Tips Puasa Sehat Bagi Ibu Hamil Kewajiban menjalan puasa Ramadhan adalah bagi setiap mukmin, termasuk juga wanita yang sedang hamil / mengandung. Kewajiban ini tetap mengikat selama kesehatan ibu hamil dan janin yang dikandungnya dalam keadaan sehat dan tentunya hal ini harus dikonsultasikan dengan dokter atau pun bidan (tenaga kesehatan) yang berkompeten untuk menganalisanya menurut kesehatan. Berikut adalah hasil entri dari sobat Blog Keperawatan dalam salah satu entrinya mengenai kesehatan selama kehamilan yaitu tips berpuasa Ramadhan bagi ibu hamil.

Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Demikian pula bagi ibu hamil yang menjalankan puasa ramadhan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan, karena overnutrisi dapat mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif, seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan lain-lain.


Tips Sehat Bagi Ibu Hamil, Taman Berbagi

Selain hal tersebut bagi yang sedang menjalani masa kehamilan dalam bulan Ramadhan ini juga diperbolehkan untuk tetap menjalankan kewajibannya puasa Ramadhan selama puasanya tersebut tidak memberikan ancaman kesehatan baik bagi sang ibu maupun sang janin. Tentunya hal tersebut boleh dilakukan bila dalam keadaan-keadaan tertentu atau resiko tinggi kehamilan. Bila dalam keadaan sehat, maka ibu hamil pun tetap dikenai kewajiban puasa Ramadhan ini.

Tips puasa Ramadhan bagi ibu hamil sebenarnya tidak jauh beda dengan tips puasa ramadhan bagi kesehatan, hanya saja tips berpuasa Ramadhan bagi Ibu hamil, berbeda sedikit dalam kriteria-kriteria tertentu saja. Berikut tips panduan ibu hamil puasa diantaranya yaitu :
  1. Mencegah dehidrasi bagi ibu hamil. Mencegah dehidrasi bagi ibu hamil yang tetap berpuasa Ramadhan adalah dengan cara memperbanyak minum pada saat berbuka. Hanya saja dalam memperbanyak minum ini tidak sekali waktu, tetapi diselang seling dan disesuaikan pula dengan porsi makan saat berbuka.Jangan pula sampai membuat ibu hamil kekenyangan akibat buka puasa dan juga minum air yang terlalu banyak saat berbuka. Hal ini juga dilakukan saat berbuka maupun ketika makan sahur. karena sahur pun banyak hikmah dan keutamaannya.
  2. Pada waktu ibu hamil berbuka maupun makan sahur, maka pastikan agar ibu hamil memperoleh banyak protein dari makanan serta sayuran yang dikonsumsinya. Karena kebutuhan protein ini penting bagi pertumbuhan janin yang dalam kandungan ibi hamil.
  3. Hindari bagi ibu hamil saat berbuka dengan banyak meminum minuman yang terlalu manis yang bisa dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, tetapi bisa dengan kurma seperti yang disunnahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
  4. Pada saat makan sahur, pilihlah makanan yang lama dicerna seperti karbohidrat kompleks dan sayuran agar tidak mudah lapar. Hindari makanan kaleng, makanan yang banyak mengandung akan zat pengawet, tinggi lemak, tinggi kadar garam, dan tinggi kadar gula contohnya adalah makanan cepat saji.
  5. Tetap menjalani kehamilan dengan senang walaupun dengan menjalankan ibadah puasa dan juga mengurangi faktor stressor. Perubahan dalam hal rutinitas, perut kosong, serta jadwal makan, minum dan tidur yang berubah dapat menyebabkan stres. Ibu hamil yang berpuasa selama bulan Ramadhan diketahui memiliki tingkat hormon stres kortisol yang lebih tinggi dalam darah mereka dibandingkan wanita yang tidak berpuasa.
sumber: Ferry Nurse

My First Post

Hemmzzttt pagi-pagi uwdah dapet pengalaman baru nie,,
kira-kira pengalaman apa ea???hhehe
ada yg tau gag ea??

ok,,pagi nie aq dpet pnglaman baru dari dosen aq d sruh buat blog N nie adlah post prtma aq, maka dr itu blog pertama aq ini bertema "My First Post". Berhubung facebook d campuz aq d blokir, dosen aq punya inisiatif membuat blog sebagai pengganti facebook, selain itu juga biar aq sma tmend" bisa lebih care lagi sama jejaring" sosial gtu.